Selasa, 19 Juli 2011

Hindari 6 Hal Ini Saat Bercerai Dari Pasangan

img

Bercerai tentu bukan yang Anda inginkan saat sudah membina sebuah hubungan pernikahan. Namun hal itu bisa saja terjadi jika memang ada hal yang akhirnya membuat pasangan tidak lagi bisa hidup sebagai suami-istri.

Tidak ada yang bisa menduga apakah hubungan pernikahan itu bisa bertahan selamanya atau tidak. Menikah di usia dini yang sering disebut berisiko cerai juga belum tentu terjadi.

Penelitian yang dilakukan Universitas Pennsylvania mengungkapkan usia seseorang tidak mempengaruhi kesuksesan sebuah hubungan pernikahan. Dalam penelitian itu terungkap, 81% sarjana yang menikah pada tahun 80-an dan berusia di atas 26 tahun, masih tetap menikah 20 tahun kemudian. Angka 20 tahun itu berkurang pada 65% sarjana yang menikah sebelum usia 26.

Berisiko atau tidak hubungan pernikahan Anda sekarang, tetap saja sebuah perceraian bisa membuat sakit hati jika Anda tak membekali diri dengan informasi. Berikut ini pendapat dari therapist pernikahan Shannon Fox dan pengacara perceraian Celeste Liversidge yang juga penulis buku 'Last One Down the Aisle Win's, soal enam kesalahan yang dilakukan pasangan saat bercerai:

1. Memaksa Anak Memilih
Hal terakhir yang ingin dilakukan orangtua saat bercerai adalah membuat anak mereka sedih karena hal tersebut. Anak akan merasakan kesedihan itu saat mereka melihat perubahan sikap orangtua mereka ketika proses perceraian itu dimulai.

Apalagi jika Anda atau pasangan menjadikan anak sebagai 'alat' untuk menyakiti salah satu dari kalian. Anak akan jadi lebih sedih dan menderita karena hal tersebut. Oleh karena itu, jangan paksa anak untuk memilih Anda atau mantan suami untuk membuktikan mereka sayang pada orangtuanya atau tidak. Apapun yang terjadi, selalu tekankan pada anak kalau kedua orangtuanya sangat menyayangi dan akan selalu ada untuk mereka.

2. Minta Nasihat Pada Pengacara
Menggunakan pengacara untuk membantu mengurus perceraian memang tidak salah karena mereka sangat paham soal aspek hukum. Namun sebaiknya jangan menjadikan pengacara Anda sebagai therapist pernikahan. Perlu diingat, semua waktu yang Anda gunakan untuk berkonsultasi dengannya mulai dari masalah hukum sampai curhat betapa kesalnya Anda pada suami, itu semua akan dimasukkan ke dalam tagihan.

3. Terlalu Mempermasalahkan Harta Gono-gini
Dalam beberapa kasus perceraian, tidak sedikit pasangan yang mempermasalahkan harta gono-gini. Permasalahan yang tidak kunjung mencapai titik temu itu pun bisa membuat proses perceraian berlarut-larut. Padahal ternyata setelah akhirnya harta tersebut didapat nilainya tidak seberapa. Bisa jadi karena terlalu lamanya proses itu, harta yang didapat itu hanya habis untuk membayar pengacara.

4. Menolak Mediasi
Jika Anda bercerai karena masalah yang cukup membuat emosi memuncak, duduk bersama pasangan bisa jadi hal terakhir yang Anda inginkan. Padahal kalau saja Anda mau duduk bersama dengannya untuk menjalani proses mediasi bersama hakim, proses perceraian bisa berakhir lebih cepat. Dalam proses mediasi itu, Anda dan pasangan bisa menyelesaikan beberapa hal yang sebelumnya malas Anda berdua bicarakan.

5. Membenci Mantan Suami
Hal kelima ini bisa berdampak buruk pada anak. Saat Anda membenci mantan suami, berarti Anda menjauhkannya dari anak. Padahal, mantan suami lah satu-satunya ayah anak Anda. Ingatlah, mantan suami itu ada, tapi tidak ada mantan anak. Sampai kapanpun mantan dan Anda akan menjadi ayah dan ibunya. Kalaupun mantan suami Anda adalah orang yang sangat jahat, percayalah suatu hari pasti anak akan mengetahuinya sendiri.

6. Menjalin Hubungan Lagi Hanya Sebagai Pelampiasan
Proses perceraian bisa jadi pengalaman yang paling membuat Anda stres. Sehingga wajar saja, saat proses itu selesai, Anda merasakan kelegaan yang luar biasa. Ketika proses itu akhirnya selesai, Anda pun rasanya butuh seseorang untuk melepaskan semua stres tersebut dan merasakan kasih sayang lagi.

Hal itu memang bisa Anda dapatkan jika Anda memiliki kekasih lagi. Tapi sebaiknya Anda pertimbangkan sekali lagi, benarkah Anda sudah siap untuk menjalin hubungan baru. Belum lagi anak Anda pun mungkin saja masih trauma dengan apa yang baru saja dilaluinya. Apalagi jika Anda membawa 'orangtua baru' dalam hidupnya.

Cobalah untuk menenangkan diri dulu, menata lagi hidup Anda sebelum memulai hubungan baru. Jangan sampai hubungan baru tersebut nantinya hanya jadi pelampiasan Anda saja.


Sumber:http://www.wolipop.com/read/2011/07/20/081738/1684762/854/hindari-6-hal-ini-saat-bercerai-dari-pasangan?993306woli