Sabtu, 24 Desember 2011

China Bantah Terkait Pengiriman Rudal Patriot


Rudal Patriot buatan Raytheon, AS.

BEIJING, Kementerian Luar Negeri China, Jumat (23/12/2011), secara resmi menyatakan, China tak punya urusan apa pun dengan penemuan 69 pucuk rudal Patriot di dalam kapal berbendera Inggris yang ditahan di Finlandia. Menurut pihak China, rudal-rudal itu akan dikirim ke Korea Selatan.

"Sejauh yang kami tahu, barang-barang ini dibuat di Jerman dan sedang dikirim ke Korea Selatan. Ini adalah kapal Inggris yang berangkat dari Jerman membawa rudal-rudal Patriot untuk Korea Selatan," tutur juru bicara Kemenlu China, Liu Weimin, dalam jumpa pers rutin di Beijing, Jumat.

Kecurigaan sempat mengemuka bahwa rudal-rudal tersebut akan dikirim ke China karena tujuan akhir kapal M/S Thor Liberty, yang sampai saat ini masih ditahan di Pelabuhan Kotka, Finlandia, itu adalah Pelabuhan Shanghai, China.

"Saya tak melihat kaitan kapal ini dengan China. Kami merasa aneh bahwa beberapa orang selalu mengait-ngaitkan hal-hal tertentu dengan China. Padahal, faktanya semua sudah sangat jelas," tandas Liu.

Korsel memang menjadi satu dari 12 negara pembeli rudal Patriot buatan AS, sementara China adalah negara yang sampai kini masih terkena embargo senjata dari AS dan Uni Eropa setelah peristiwa Tiananmen. Apalagi, di tengah ketegangan hubungan AS dan China akhir-akhir ini, hampir tidak mungkin ada transaksi jual-beli senjata di antara kedua negara tersebut.

Keterangan Liu diperkuat dengan pernyataan Kementerian Pertahanan Jerman, yang mengatakan bahwa rudal-rudal Patriot tersebut adalah paket pengiriman senjata legal untuk Korsel dan sudah dilengkapi dengan semua dokumen resmi.

"Peluru-peluru kendali itu kami ambil dari stok Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman) dan dikirim untuk Korea Selatan," tutur juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman.

Meski demikian, pihak berwajib Finlandia tetap menyita rudal-rudal itu dan menahan dua warga Ukraina yang menjadi kapten dan mualim I kapal M/S Thor Liberty. Alasannya, meski pengiriman senjata itu legal, itu telah melanggar aturan transit senjata di Finlandia karena tidak dinyatakan secara terbuka kepada otoritas Finlandia.

Selain itu, juga masih ada muatan 160 ton bahan peledak nitroguanidin, yang oleh para pejabat Finlandia dinyatakan tidak dikemas sesuai dengan regulasi. Pihak Jerman mengaku tidak tahu-menahu soal muatan bahan peledak itu, sementara pihak otoritas Pelabuhan Kotka mengatakan bahwa bahan peledak itu bertujuan ke China. (AP/Reuters/DHF)

Source: kompas.com