Sabtu, 24 Desember 2011

Habibie Ke Arab Bawa Misi Pembebasan Tuti


JAKARTA, Mantan Presiden BJ Habibie Sabtu (24/12/2011) malam ini berangkat ke Arab Saudi, membawa misi pembebasan tenaka kerja Indonesia, Tuti Tursilawati (27).

Tuti adalah Tenaga Kerja Indonesia asal Desa Cikeusik RT 01 RW 01 Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang kini menghadapi ancaman hukuman mati di Arab Saudi.

"Pak Habibie, merupakan sosok yang tepat membawa misi pembebasan itu," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, Sabtu malam ini.

Menurut Jumhur, ia sudah menemui BJ Habibie untuk menyampaikan harapan dapat mengupayakan pembebasan Tuti dengan kemampuan maksimal, sebagaimana permintaan pihak keluarga Tuti melalui ayahnya, H Ali Warjuki alias H Dudu saat bertandang ke BNP2TKI di Jakarta pada awal Oktober lalu. Ali datang bersama sejumlah aktivis buruh migran dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

"Sewaktu saya temui hari Jumat kemarin, Pak Habibie meminta doa dari masyarakat Indonesia, agar lancar dan berhasil dalam mengemban misi ini," ucap Jumhur.

Permintaan kepada BJ Habibie untut turut membebaskan Tuti, dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan WNI/TKI Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri, yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Permintaan ini langsung disetujui oleh BJ Habibie.

"Pak Habibie selaku negarawan, sangat terpanggil moral dan tanggungjawabnya guna menyelamatkan nasib Tuti yang sedang terancam hukuman mati, sehingga bersedia berangkat ke Arab Saudi bersama tim Satgas," ujarnya.

Jumhur menjelaskan, BJ Habibie dan rombongan bertolak dari Jakarta menuju Riyadh, Arab Saudi pada Sabtu malam ini melalui Jeddah. Ia diperkirakan tiba di Riyadh pada Minggu (25/12/2011) besok, dan akan dijemput Ketua Satgas Maftuh Basyuni serta Duta Besar RI di Riyadh, Gatot Abdullah Mansyur.

Di Riyadh, BJ Habibie akan bertemu pangeran Al Walid bin Talal Al Saud, pengusaha nomor wahid yang paling berpengaruh di keluarga kerajaan Arab Saudi, sekaligus keponakan Raja Abdullah Bin Abdul Azis Al Saud.

"Pertemuan khusus itu akan membahas upaya memebaskan Tuti dari ancaman hukuman pancung, serta untuk meminta pangeran Al Walid bin Talal ikut memperjuangkan, dengan cara melobi pihak keluarga korban agar mau memaafkan Tuti," katanya.

Jumhur menyebutkan, Tuti Tursilawati diberangkatkan ke Arab Saudi oleh PT Arunda Bayu pada 5 September 2009, dengan nomor paspor AN 169210. Ia dipekerjakan di keluarga pengguna (majikan) Suud Malhaq Al Utaibi, Kota Thaif, Arab Saudi. Tuti bekerja sebagai TKI penata laksana rumah tangga, menggunakan jasa agensi di Arab Saudi yaitu Adil for Recruitment.

Pada 11 Mei 2010, Tuti Tursilawati diketahui membunuh Suud Malhaq Al Utibi, dengan memukulkan sebatang kayu, karena Suud melakukan pelecehan seksual kepada Tuti.

Tuti kemudian kabur, sekaligus membawa uang senilai 31.500 riyal Saudi, berikut satu jam tangan dari rumah keluara majikannya, sebelum ditangkap aparat kepolisian negara itu.

Dalam pemeriksaan aparat kepolisian setempat pada 18 Mei 2010, yang didampingi pihak Konsulat Jenderal RI Jeddah, Tuti mengakui seluruh perbuatannya. "Tuti juga ditahan di penjara Kota Thaif sampai saat ini," kata Jumhur.


Source: kompas.com